SELAMAT DATANG DIBLOGGER SD NEGERI 1 METRO TIMUR SELAMAT DATANG DIBLOGGER SD NEGERI 1 METRO TIMUR

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) berharap seluruh siswa Sekolah Dasar (SD) dapat lulus Ujian Nasional Sekolah Dasar(UN SD) sampai 100 persen. Untuk itu, Kemdikbud telah mengagendakan berbagai persiapan khusus demi mencapai target tersebut.

Direktur Pembinaan SD Kemdikbud, Ibrahim Bafadal menjelaskan, menghadapai UN tingkat SD pada bulan Mei 2012 mendatang, saat ini pihaknya akan melakukan workshop dan menerjunkan tim pemantau serta asistensi SD di masing-masing kabupaten/kota.
"SD itu kan masuk dalam wajib belajar 9 tahun, maka kami sangat berharap dapat lulus 100 persen dan melanjutkan ke SMP," kata Ibrahim, Senin (2/4/2012), di gedung Kemdikbud, Jakarta.
Ia melanjutkan, langkah khusus itu sengaja diambil karena UN SD berbeda dengan UN pada jenjang SMP/SMA. Seperti diketahui, soal UN SD ditata dan dikelola oleh masing-masing kabupaten/kota dan sekolah. Berbeda dengan jenjang di atasnya yang secara langsung ditangani oleh Kemdikbud.
"Kami akan melakukan diskusi dengan panitia UN SD di kabupaten/kota. Kalau ada kendala langsung kita beri asistensi," ujarnya.
Saat ini, jumlah peserta UN SD mencapai sekitar empat juta siswa. Dari jumlah tersebut, kata Ibrahim, masih ada sejumlah anak yang berpikir melewati UN dengan mencontek. Kendali lain yang sering dikeluhkan adalah mengenai distribusi dan pengamanan naskah soal.
"Itulah kenapa kita terjunkan tim ke daerah, untuk memberikan asistensi mengamankan naskah dan menekan agar tidak lagi ada anak yang berpikir untuk mencontek," pungkasnya.

Data Siswa Miskin Harus Diintegrasikan Sejak SD

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh meminta perguruan tinggi untuk membuat sistem yang baik dalam proses seleksi penerima program Bidik Misi. Menurutnya, data siswa miskin dapat diintegrasikan mulai dari jenjang sekolah dasar.

“Kuncinya di SD karena data kami intregasikan dari SD. Ketika dia menerima beasiswa di SD dan memegang nomor induk maka itu bisa digunakan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya,” kata Nuh, Selasa (27/3/2012), di Jakarta.

Seperti diberitakan, menyusul akan dihapusnya jalur ujian tulis pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013, pemerintah menyiapkan jalur khusus bagi siswa miskin melalui program Bidik Misi. Kuota Bidik Misi tahun ini dinaikkan dari 30 ribu menjadi 40 ribu penerima.

Bidik Misi sendiri merupakan kesempatan khusus untuk mereka yang tergolong tidak mampu. Meskipun sifatnya hanya satu kali kesempatan, namun probabilitas diterimanya lebih tinggi ketimbang jalur umum.

Ketika siswa bersangkutan mendaftar dan verifikasi datanya sesuai, maka pemerintah akan menjamin siswa tersebut diterima.

“Kami buat jalur khusus untuk mereka yang ekonominya terbatas. Membandingkannya bukan berapa kali mereka mengikuti jalur umum, melainkan berapa probabilitas untuk diterima. Nilai kesempatannya jauh lebih tinggi,” cetusnya.

 

Ujian Nasional (UN) Jujur

Program Ujian Nasional (UN) Jujur yang dicanangkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, tidak akan berefek bakal rendahnya tingkat kelulusan siswa. Dengan adanya program ini, diyakini tingkat kelulusan siswa masih tetap di atas 90 persen.

Demikian dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhammad Nuh, usai membuka Acara Pengucapan Ikrar Ujian Nasional Jujur & Berprestasi serta Pendidikan Anti Korupsi, Sabtu (4/2/12) di Pekanbaru. Menurutnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan Program UN Jujur ini.

"Insya Allah, masih di atas 90 persen. Anak-anak kita itu pandai-pandai kok. Hanya terkadang-kadang mereka itu terkontaminasi, akhirnya mereka agak malas. Tetapi kalau mereka berkomitmen, Insya Allah,"tegasnya.

Mendikbud mengingatkan, kalau pelaksanaan Program UN jujur ini harus menjadi komitmen dan tekad bersama. Tidak hanya dari siswa itu sendiri, tetapi juga dari pihak sekolah, orang tua dan pihak lainnya.

"Curang itu sudah selesai. Nyontek itu sudah selesai dan bukan zamannya lagi. Nah, adik-adik kita sudah memiliki tekad itu. Ini yang harus kita berikan dukungan,"jelasnya.

Masih kata Mendikbud, pengucapan ikrar ini merupakan penggambaran suatu tekad dan komitmen untuk tidak lagi melakukan kecurangan dalam penyelenggaraan UN. Bersamaan dengan itu, juga akan dilakukan pengawasan yang maksimal, termasuk terhadap perusahaan percetakan yang mencetak soal UN.

Tidak hanya itu lanjut Mendikbud, Program UN Jujur ini juga merupakan sebagai bagian dari pendidikan anti korupsi."Korupsi itukan, pertamanya kan dari nyimpang-nyimpang gitukan,"jelasnya.

sumber: http://www.ujiannasional.info/p/un-jujur.html